(Dosen Bahasa Arab dan dirasah Islamiyyah, Ma'had Al-Imarat Bandung)
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ : يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laailaha illallahuwaallahu akbar, Allahu Akbar walillahil hamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Arrahman (Yang Maha Pengasih), Arrahim (Yang Maha Penyayang), Al-Ghafur (Yang Maha Pengampun), Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi rizki), Al-Alim (Yang Maha Mengetahui) dan Al-Bashir (Yang Maha Melihat), Lailaha illallahu (tiada Tuhan selain Allah). Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada hamba dan rasul-Nya yang mulia, Rasulullah SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada semua pengikutnya yang senantiasa memegang manhajnya hingga akhir zaman.
Di pagi hari yang penuh berkah ini, tepatnya hari Rabu tanggal 10 Dzulhijjah 1431 H. bertepatan dengan tanggal 17 November 2010 M. kita bersama-sama merayakan Iedul Adha, hari besar umat Islam sedunia, hari raya qurban (iedul qurban), dimana kaum Muslimin akan menunaikan pengorbanan sejatinya di hadaan Allah SWT. Iedul Adha merupakan hari dimana sebagian saudara-saudara kita sedang menunaikan haji di tanah suci Mekkah Al-Mukarramah, Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, pakaian yang melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup. Tidak ada perbedaan di antara mereka, semuanya sama dan sederajat. Semuanya sama-sama hendak mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla, mereka datang semata-mata memenuhi panggilan-Nya, Labbaikallahumma labbaika.”
Melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri sendiri dan juga kepada hadirin sekalian, marilah tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan jauh-jauh sifat keangkuhan dan kecongkaan yang dapat menjauhkan kita dari rahmat-Nya. Apapun kebesaran yang kita sandang, kita kecil di hadapan Allah. Betapa pun kuat perkasa, kita lemah dihadapan Allah Yang Maha Kuat. Betapapun hebatnya kekuasaan, kekuatan dan pengaruh kita, kita tidak berdaya dalam genggaman Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allahu Akbar 3X. Hadirin, Ikhwatal Iman!
Hari ini kita melaksanakan ruku’ dan sujud sebagai bukti pernyataan ketaatan dan ketundukan kita kepada Allah SWT. Kita agungkan nama-Nya, kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas keagungan dan kebesaran Allah Azza WaJalla. Takbir yang kita ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir yang tanpa makna. Tetapi takbir merupakan pengakuan dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa kita. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut di sembah kecuali Allah.
Ikhwatal iman! Iedul Adha atau hari raya Qurban merupakan hari raya yang sarat dengan makna, kita dituntut untuk dapat memahami arti pengorbanan yang sesungguhnya. Pengorbanan adalah memberikan sesuatu untuk menunjukkan kecintaan kepada orang lain, meskipun harus menaggung segala resiko atau konsekuensinya. Pengorbanan adalah memberikan sesuatu dan mengorbankannya demi tegaknya kalimah Allah SWT dan tersebarnya syi’ar-syi’ar agama di muka bumi, inilah pengorbanan yang sangat tinggi nilainya.
Berbicara tentang pengorbanan, kita diingatkan dalam sejarah tentang perjalanan kehidupan Khalilullah (kekasih Allah), Nabi Ibrahim dan keluarganya yang telah membuat sejarah besar, yang tidak ada bandingannya, sehingga sangat wajar dan pantas bila kisahnya diabadikan dalam Al-Qur’anul Karim, dan nilai-nilai kebaikan yang telah ditorehkannya selalu dikenang dan dijadikan sebagai teladan sepanjang sejarah hidup manusia, khususnya kaum Muslimin.
Allahu Akbar 3X , Ikhwatal iman yang dimuliakan Allah SWT
Allah SWT berfirman,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِى اِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ.
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya “ ( QS Al Mumtahanah (60) : 4 )
Ayat tersebut memberikan isyarat (perintah) kepada kita, agar menjadikan Ibrahim dan keluarganya sebagai suri tauladan yang baik, sosok keluarga Muslim yang ideal yang harus dijadikan sebagai cermin kehidupan semua kaum Muslimin. Sungguh banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah beliau, untuk kemudian kita jadikan bekal di dalam mengarungi kehidupan ini.
Marilah kita baca dan renungkan kembali kisah Al-Khalil, Ibrahim a.s dan keluarganya yang Allah abadikan dalam Al-Qur’anul karim.
Wahai saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah! Ingatlah ketika Ibrahim a.s meninggalkan keluarganya (istrinya, Hajar bersama putera yang sangat dicintainya, Ismail a.s, yang saat itu masih menyusu), demi memenuhi perintah Allah SWT. Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak sebatang pohon pun bisa tumbuh di sana. Lembah itu demikian sunyi dan sepi, jauh dari hiruk pikuk kehidupan manusia. Menurut sejarah, Ibrahim membawa keluarganya pergi jauh kesebelah utara negaranya, Palestina, jaraknya kurang lebih 1600 KM. Allah SWT mengabadikan kisah tersebut dalam Al-Qur’an :
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami sesunggunnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di suatu lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahmu (Baitullah) yang dimuliakan. Ya Tuhan kami (sedemikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah gati sebagia manusia cenderung kepada mereka dan berizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka brsyukur. (QS. Ibrahim : 37)
Ibrahim sendiri ketika itu tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruhnya menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu. Namun ia menerima perintah itu dengan sikap ridha, ikhlas dan penuh tawakkal. Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa lagi menyusui anaknya, Ismail, ia segera mencari air sambil lari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Maka Siti Hajar dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.
Allahu Akbar 3X walillahilhamdu
Dari kisah tersebut, kita mendapat pelajaran (ibrah) yang sangat berharga, bahwa sebagai Muslim hendaknya menghiasi diri dengan sikap husnuzhan (berbaik sangka) kepada Allah SWT, dengan sikap inilah kita akan menjalani kehidupan sebagaimana yang kehendaki Allah SWT. Nabi Ibrahim dan keluarganya benar-benar telah menunjukkan sikap yang sangat positif kepada Allah SWT, sikap berbaik sangka yang ditunjukannya membuat mereka yakin bahwa tidak mungkin Allah SWT punya maksud buruk dalam memerintahkan sesuatu, dalam pandangan mereka Allah tidak mungkin menyia-nyiakan hamba-hambanya yang beriman. Manakala seseorang sudah berbaik sangka kepada Allah Swt, maka ia akan selalu optimis dalam hidupnya, bahwa ada hari esok yang lebih baik. Rasulullah SAW berpesan kepada kita semua,
لاَ يَمُوْتَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ تَعَالَى.
"Janganlah salah seorang dari kaliam mati, kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah" (HR. Muslim dan Abu Daud).
Dalam beberapa firman-Nya, Allah SWT mengingatkan kita semua agar senantiasa bersikap husnuzhan dan optimis terhadap semua yang menimpa kita semua,
إِنَّ اللهَ لاَيُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.(QS. At-taubah (9) : 120)
Dan firman-Nya,
إِنَّهُ مَن يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللهَ لاَيُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ.
Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik".(QS. Yusuf (12) : 90)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laailaha illallahuwaallahu akbar, Allahu Akbar walillahil hamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Kita baca dalam sejarah, bahwa Nabi Ibrahim a.s adalah seorang mukmin memiliki idealisme yang sangat luar biasa, ia selalu berusaha untuk berada pada jalan hidup yang benar, apapun keadaannya dan bagaimanapun resikonya. Untuk mempertahankan idealisme itu, Ibrahim bahkan siap berjuang sampai mati, ia menyebut dirinya sebagai orang yang pergi kepada Allah Azza Wajalla, dan ia nyatakan hal itu di hadapan orang-orang kafir,
وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ.
"Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku".(QS Ash Shaffat (37) : 99).
Sikap idealisme yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim a.s tidak hanya saat ia masih muda belia, ketika ia dengan gagah berani menghancurkan penomena syirik yang terjadi ditengah-tengah kaumnya, tapi sikapnya itu ia tunjukkan dengan amat menakjubkan, saat ia diperintah oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya Ismail, saat itu Ibrahim sudah sangat tua, sedangkan Ismail adalah anak yang sangat didambakan sejak lama.
Ikhwatul iman! Perintah untuk menyembelih anak memang terasa lebih berat dari sekedar menghancurkan berhala, namun demikian Ibrahim a.s mampu melaksanakan hal tersebut dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Ini menunjukkan kepada kita bahwa Ibrahim memang sosok manusia yang memiliki idealisme yang luar biasa, baik diwaktu mudanya hingga masa tua. Sungguh, inilah yang amat dibutuhkan dalam kehidupan di negeri kita sekarang, jangan sampai ada generasi yang pada masa mudanya bersemangat menentang segala bentuk penyelewengan atau semua tindakan yang merugikan negara, tapi ketika ia berkuasa pada masa tuanya justeru ia sendiri yang melakukan semua itu. Jangan sampai ada generasi yang semasa mudanya dengan lantang meneriakan berantas semua kejahatan hukum, korupsi, tapi saat ia berkuasa di usianya yang tua, justeru ia sendiri yang melakukan semua itu.
Dalam kehidupan kita sekarang, kita dapati banyak orang yang tidak mampu mempertahankan idealisme atau dengan kata lain tidak bisa menjaga sikap istiqamah (konsisten dan komintmen), sehingga sering kita jumpai seseorang melakukan tindakan-tindakan yang tidak sejalan dengan apa yang dahulu diucapkannya. Tidak sedikit mereka yang terbawa arus lingkungan disekitarnya, ikut-ikutan, berjamaah dalam melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi aturan. Padahal Rasulullah SAW senantiasa mengingatkan kita semua,
لاَتَكُوْنُوْا اِمَّعَةً تَقُوْلُوْنَ: اِنْ اَحْسَنَ النَّاسُ اَحْسَنَّا وَاِنْ ظَلَمُوْا ظَلَمْنَا وَلَكِنْ وَطِّنُوْا اَنْفُسَكُمْ اِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ اَنْ تُحْسِنُوْا وَاِنْ اَسَاءُوْا اَنْ لاَتَظْلِمُوْا.
"Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan dengan mengatakan kalau orang lain berbuat baik, kamipun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim, kamipun akan berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya". (HR. Tirmidzi).
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laailaha illallahuwaallahu akbar, Allahu Akbar walillahil hamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Dalam riwayat disebutkan, ketika gelar Khalilullah (kekasih Allah) diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s, Malaikat bertanya kepada Allah, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia disibukkan oleh urusan kekayaannya dan keluarganya?” Allah berfirman,“Jangan menilai hambaku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, tengoklah isi hatinya dan amal bhaktinya!” Allah SWT mengizinkan pada para malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, kekayaan dan keluarganya tidak membuatnya lalai dalam melakukan ketaatan kepada-Nya. Nabi Ibrahim a.s memiliki kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta. Riwayat lain menyebutkan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Ketika ditanyakan kepadanya,“Milik siapa ternak sebanyak itu?” Nabi Ibrahim menjawab,“Semuanya kepunyaan Allah yang dititipkan padaku. Bila sewaktu-waktu Allah menghendaki (memintanya), maka akan aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga.”
Menurut Imam Ibnu Katsir, pernyataan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki oleh Allah itulah yang kemudian dijadikan bahan ujian yang sesungguhnya, Allah menguji keimanan dan ketaqwaannya melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang ketika itu genap berusia 7 tahun. Allah SWT berfirman,
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnay aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Aa-saffat : 102)
Ketika keduanya telah membulatkan tekadnya untuk melaksanakan perintah Allah, Iblis datang menggoda sang ayah, sang anak, dan sang ibu silih berganti. Akan tetapi mereka tidak terpengaruh sedikitpun untuk mengurunkan niatnya melaksanakan perintah Allah. Ibrahim melempar iblis dengan batu, mengusirnya pergi. Dan peristiwa tersebut kemudian menjadi salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laailaha illallahuwaallahu akbar, Allahu Akbar walillahil hamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Nilai keteladanan yang dapat kita peroleh dari peristiwa di atas, bahwa Nabi Ibrahim a.s adalah sosok Mu’min yang memiliki ketajaman hati laksana tajamnya pisau yang dengan mudah dapat mengiris dan membelah sesuatu. Hati yang tajam membuat kita mudah membedakan mana perintah dan mana larangan, mana yang haq dan mana yang bathil. Ketajaman hati akan mampu memahami maksud dari suatu perintah meskipun hanya disampaikan dengan bahasa isyarat.
Dengan ketajaman hatinya, Nabi Ibrahim a.s begitu mudah menangkap perintah Allah SWT yang benar meskipun hanya melalui isyarat mimpi, begitu juga Ismail yang langsung yakin bahwa perintah Allah SWT telah disampaikan kepada ayahnya melalui mimpi itu benar adanya. Allah SWT berfirman,
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَاتُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَآءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ.
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS Ash Shaffat [37]:102).
Sungguh, ketajaman hati seperti Al-Khalil dan keluarganya (Ismail a.s) dalam kontek keagaaman mutlak untuk kita miliki; karena dengan hati yang tajam, kita akan mudah memahami dan merealisasikan perintah dan larangan yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits yang pada umumnya disampaikan dalam bahasa-bahasa yang sangat jelas. Hanya hati yang tumpul dan kerdil yang tidak bisa memahaminya.
Dan pada zaman sekarang ini, ketajaman hati seperti Al-Khalil dan keluarganya (Ismail a.s) harus pula dimiliki, di mana banyak sekali bahasa isyarat dan simbol yang mengandung perintah dan larangan; namun hati yang tidak memiliki ketajaman membuat manusia tidak peduli dengan bahasa-bahasa tersebut. Kita mengetahui bahwa merokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan, melanggar rambu lalu lintas itu dapat mengakibatkan kecelakaan, kejahatan korupsi akan diganjar dengan hukuman yang sangat berat, kenyataannya tidak sedikit di antara kita yang melanggarnya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laailaha illallahuwaallahu akbar, Allahu Akbar walillahil hamdu.Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada kita semua, agar senantiasa bersikap husnuzhan (baik sangka) terhadap semua perintah dan larangan. Semoga Dia memberikan pahala yang berlipat ganda atas semua kebaikan yang kita lakukan, dan menghindarkan diri kita dari sikap putus asa dan menolak. Semoga Allah SWT menjadikan kita orang-orang yang selalu istiqamah, orang-orang yang memiliki ketajaman hati yang dalam, sehingga kita dapat memahami dan menjalankan semua aktivitas ibadah kita dengan penuh kesabaran dan tetap optimis. Semoga tiga pelajaran berharga yang kita peroleh dari kisah perjalanan hidup Al-Khalil, Nabi Ibrahim dan keluarganya dapat mewarnai kehidupan kita sehari-hari, Amin Ya Rabbal Alamin
Ikhwatal iman! Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Untuk itu, marilah kita sama-sama berdoa dan memohon rahmat dan maghfirah-Nya,
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ .
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan..
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami".
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a."
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
"Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar